Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Rabu, 21 Oktober 2015

mading: cerita koplak cendol pengemis kacang

PENJUAL CENDOL

Ginting: “Mas, beli cendol!!”
Penjual: “Sampun Telas.
Ginting: “Iya …., memang harus pakai gelas!”
Penjual: “Mboten Wonten….”
Ginting:” Iya, memang saya suka pakai santan.”
Penjual:  (dengan kesal) “O, wong sinting!”
Ginting : “Kok tahu kalau namaku Ginting?”
Penjual: (tambah kesal) “Dasar wong edan!”
Ginting : “Wah, Mas betul lagi . . . saya memang dari Medan.”
Penjual : ?????

AKAL PENGEMIS

Seorang nyoya yang pelit kedatangan seorang pengemis di rumahnya. Berkatalah ia kepada pengemis itu, “Kau akan kuberi uang lima ribu, tapi syaratnya kau harus menyanyikan lagu “anak ayam turun sejuta!”
“Baik nyonya” jawab si pengemis. Lalu ia mulai bernyanyi
“Tek kotek kotek kotek anak ayam turun sejuta, anak ayam turun sejuta. Digranat mati semua.”
Sambil bersungut-sungut, dengan terpaksa nyonya itu memberikan uangnya kepada sang pengemis.


KACANG
Di sebuah kantor, Pak Kabul yang sudah tua bekerja bersisian dengan Budi yang masih muda. Budi memperhatikan bahwa Pak Kabul selalu menyimpan setoples kacang di mejanya. Suatu hari, Pak Kabul pergi keluar kantor untuk sejumlah urusan. Diam-diam Budi mengambil sejumput kacang dari toples Pak Kabul dan melahapnya. Saat Pak Kabul kembali, Budi merasa bersalah. Akhirnya ia pun mengaku.“Pak  Kabul, maafkan saya. Saya sudah memakan  kacang milik Bapak tanpa izin.” Katanya  “Oh, tidak apa-apa, Bud. Aku memang sudah tidak kuat memakan kacang dengan gigi palsu ini. Ini tadinya kacang berbalut coklat, tapi aku Cuma menjilati coklatnya saja!

13 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar