Aku bangun dari tidurku dan aku membuka jendela tiba-tiba kring-kring ternyata hand phoneku bunyi . Oh ternyata sahabatku indah ’’Halo lan udah bangun belum kamu? Ntar telat lagi lho’’ ucapnya.
’’iya aku dah bangun nih, kita lihat ya siapa nanti yang datang duluan ‘’ jawabku.
“Ok, siapa takut, ntar yang datang duluan gratis makan soto” tantangnya
“Siip” jawabku dengan semangat. Klik. Telepon pun ditutup.
Akhirnya aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah aku sarapan aku pun bergegas pergi, namun aku tak lupa bersalaman dengan kedua orang tuaku .Setelah itu aku berangkat dengan motor kesayanganku. Aku melihat banyak asap dan debu yang mengganggu. Aku pun berfikir akankah aku hidup dengan keadaan bumi yang sangat tercemar ini. Aku merasa kasihan dan kecewa kenapa bumi kita yang dulunya damai,nyaman,adem,sekarang menjadi begini, dimana-mana kekeringan, debu, kebakaran, dan asap. “ Apa yang kalian lakukan wahai orang-orang yang tak bertanggung jawab?” ucap ku.’’Kenap engkau tebang pohon dan kenapa kau hanya memanfaatkan tanaman ini dan tak kau perbaiki lagi? ’’Apa kalian tau akibat ulah kalian,kami anak cucumu menangis meratapi keadaan ini.’’ Ketika aku melihat ada seseorang yang menebang pohon aku merasa sedih, kenapa kalian merusaknya? Padahal dulu bumi kita adalah salah satu Negara yang makmur dan sejahtera, tapi sekarang kita tak bisa bernafas lega karna asap dimana-mana. Akhirnya akupun sampai kesekolah dan berpapasan dengan wildan yang sedang melemparkan kertas ke selokan . Akupun menegurnya
’’Hey Wil sampah itu dibuang pada tempatnya bukan dibuang keselokan ’’ tegurku.
Wildan pun merasa acuh tak acuh terhadap apa yang kukatakan.
“Wildan…
’’Iya-iya aku buang nih ketempat sampah.’’ujarnya dengan muka sinis.
’’Nah gitu dong baru bener‘’ ujarku. Aku pun langsung berjalan ketempat duduku, ternyata aku datang lebih dulu dari pada Indah, hore…, hatiku senang bukan kepalang. Bel berbunyi, dengan berlari Indah memasuki kelas dan kusambut dengan senyum kemenangan. Indah hanya mengangkat jempolnya karena Pak Yanto sudah datang dan kami pun menerima perjalanan yang diberikan.
Akhirnya bunyi lonceng pun terdengar pertanda waktu belajar telah usai. Saat perjalan pulang aku melihat banyak pohon-pohon dan tanaman yang terkena debu. Aku melihat seorang ibu-ibu sedang membakar sampah, sebenarnya aku ingin menegurnya, tapi keberanianku ciut karena kami semua tahu bahwa ibu itu sangat galak dan pemarah sekali. Aku ingin memberitahunnya bahwa sampah daun itu bagus untuk kesuburan tanah, sebaiknya kita kubur saja sampah dedaunan itu supaya menjadi pupuk kompos. Tapi banyak orang tak mengetahuinya, mereka lebih senang membakarnya. Ah, sayang sekali aku hanya mampu memberitahunya hanya dalam anganku saja. Tak terasa aku telah sampai dirumah aku berharap semoga saja nanti akan ada perubahan untuk bumi kita tercinta ini. Marilah budayakan untuk membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon dan bijak menggunakan air serta tidak merusak alam kita karena masa depan dan kehijauan alam ada ditangan kita. Jadi jagalah bumi kita ini. Bumi kita tempat tinggal kita. Jagalah dengan baik bumi kita ini kawan! (Dwi Wulan, X2)
12 September 2015
’’iya aku dah bangun nih, kita lihat ya siapa nanti yang datang duluan ‘’ jawabku.
“Ok, siapa takut, ntar yang datang duluan gratis makan soto” tantangnya
“Siip” jawabku dengan semangat. Klik. Telepon pun ditutup.
Akhirnya aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah aku sarapan aku pun bergegas pergi, namun aku tak lupa bersalaman dengan kedua orang tuaku .Setelah itu aku berangkat dengan motor kesayanganku. Aku melihat banyak asap dan debu yang mengganggu. Aku pun berfikir akankah aku hidup dengan keadaan bumi yang sangat tercemar ini. Aku merasa kasihan dan kecewa kenapa bumi kita yang dulunya damai,nyaman,adem,sekarang menjadi begini, dimana-mana kekeringan, debu, kebakaran, dan asap. “ Apa yang kalian lakukan wahai orang-orang yang tak bertanggung jawab?” ucap ku.’’Kenap engkau tebang pohon dan kenapa kau hanya memanfaatkan tanaman ini dan tak kau perbaiki lagi? ’’Apa kalian tau akibat ulah kalian,kami anak cucumu menangis meratapi keadaan ini.’’ Ketika aku melihat ada seseorang yang menebang pohon aku merasa sedih, kenapa kalian merusaknya? Padahal dulu bumi kita adalah salah satu Negara yang makmur dan sejahtera, tapi sekarang kita tak bisa bernafas lega karna asap dimana-mana. Akhirnya akupun sampai kesekolah dan berpapasan dengan wildan yang sedang melemparkan kertas ke selokan . Akupun menegurnya
’’Hey Wil sampah itu dibuang pada tempatnya bukan dibuang keselokan ’’ tegurku.
Wildan pun merasa acuh tak acuh terhadap apa yang kukatakan.
“Wildan…
’’Iya-iya aku buang nih ketempat sampah.’’ujarnya dengan muka sinis.
’’Nah gitu dong baru bener‘’ ujarku. Aku pun langsung berjalan ketempat duduku, ternyata aku datang lebih dulu dari pada Indah, hore…, hatiku senang bukan kepalang. Bel berbunyi, dengan berlari Indah memasuki kelas dan kusambut dengan senyum kemenangan. Indah hanya mengangkat jempolnya karena Pak Yanto sudah datang dan kami pun menerima perjalanan yang diberikan.
Akhirnya bunyi lonceng pun terdengar pertanda waktu belajar telah usai. Saat perjalan pulang aku melihat banyak pohon-pohon dan tanaman yang terkena debu. Aku melihat seorang ibu-ibu sedang membakar sampah, sebenarnya aku ingin menegurnya, tapi keberanianku ciut karena kami semua tahu bahwa ibu itu sangat galak dan pemarah sekali. Aku ingin memberitahunnya bahwa sampah daun itu bagus untuk kesuburan tanah, sebaiknya kita kubur saja sampah dedaunan itu supaya menjadi pupuk kompos. Tapi banyak orang tak mengetahuinya, mereka lebih senang membakarnya. Ah, sayang sekali aku hanya mampu memberitahunya hanya dalam anganku saja. Tak terasa aku telah sampai dirumah aku berharap semoga saja nanti akan ada perubahan untuk bumi kita tercinta ini. Marilah budayakan untuk membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon dan bijak menggunakan air serta tidak merusak alam kita karena masa depan dan kehijauan alam ada ditangan kita. Jadi jagalah bumi kita ini. Bumi kita tempat tinggal kita. Jagalah dengan baik bumi kita ini kawan! (Dwi Wulan, X2)
12 September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar